Cari

Kamis, 29 Februari 2024

Koneksi Antar Materi - Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Arissyah, S.Pd.I
CGP Angkatan 9 Kabupaten Lingga


A.    Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang diperoleh sebelumnya.

 

B.   Koneksi    Antar Materi

·       Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. 

 

1.     Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya mengacu pada peran seorang pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya organisasi dengan efisien, tetapi juga memiliki fokus pada pengembangan dan pemberdayaan anggota tim melalui pendekatan pembelajaran.

 

Berikut adalah beberapa konsep yang terkait dengan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya:

 

A.     Pendidikan dan Pengembangan:

Pemimpin Pembelajaran menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Mereka mendorong anggota tim untuk terus belajar, mengembangkan keterampilan baru, dan meningkatkan kompetensi mereka.

 

B.     Pemberdayaan Anggota Tim:

Pemimpin Pembelajaran berupaya memberdayakan anggota tim dengan memberikan tanggung jawab dan kepercayaan yang cukup. Mereka mendorong partisipasi aktif, berbagi ide, dan mengambil inisiatif dalam tugas dan proyek.

 

C.Pemecahan     Masalah Kolaboratif:

Pemimpin Pembelajaran mendorong pendekatan kolaboratif dalam mengelola sumber daya dan memecahkan masalah. Mereka memfasilitasi dialog terbuka, mendorong pertukaran ide, dan menciptakan lingkungan di mana inovasi dan pemecahan masalah bersama dapat berkembang.

 

D.Kemampuan     Komunikasi:

Pemimpin Pembelajaran efektif memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mereka dapat menjelaskan visi dan tujuan organisasi dengan jelas, pemahaman yang tepat di antara anggota tim, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

 

e.      Penyediaan Sumber Daya yang Mendukung Pembelajaran:

Pemimpin Pembelajaran memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan untuk pembelajaran, seperti pelatihan, bahan referensi, dan teknologi, tersedia dan dapat diakses oleh anggota tim.

 

F.      Pengelolaan Kinerja:

Pemimpin Pembelajaran fokus pada pengelolaan kinerja yang bertujuan untuk meningkatkan hasil secara berkelanjutan. Mereka menggunakan pendekatan yang inklusif dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu anggota tim mencapai potensi maksimal mereka.

 

Oleh karena itu, Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya tidak hanya memandang sumber daya sebagai aset organisasi yang harus dikelola secara efisien, tetapi juga sebagai potensi untuk pengembangan individu dan meningkatkan kinerja waktu secara keseluruhan .

 

2.     Implementasi Peran Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya di kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang pemimpin untuk mengimplementasikannya dalam konteks tersebut:

 

Di dalam Kelas

Di Sekolah

Di Masyarakat Sekitar Sekolah

1.     Pendekatan Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong guru untuk menggunakan metode pembelajaran kolaboratif yang melibatkan partisipasi aktif siswa

2.     Pembelajaran Berbasis Proyek: Mendukung penggunaan proyek-proyek pembelajaran yang praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.

3.     Pembelajaran Berbasis Proyek:Mendukung penggunaan proyek-proyek pembelajaran yang praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.

 

1.     engelolaan Kinerja Guru dan Staf: Menerapkan sistem kinerja manajemen yang memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan bagi pengembangan profesional guru dan staf.

2.     Pengelolaan Kinerja Guru dan Staf: Penerapan sistem kinerja yang manajemen memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan bagi pengembangan profesional guru dan staf.

3.     Pengelolaan Kinerja Guru dan Staf:Menerapkan sistem kinerja manajemen yang memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan bagi pengembangan profesional guru dan staf.

 

1.  Kemitraan dengan Organisasi Lokal: kemitraan dengan organisasi lokal, perusahaan, dan lembaga nirlaba untuk mendukung program-program pendidikan dan proyek-proyek sekolah

2.  Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong partisipasi masyarakat dalam acara dan kegiatan sekolah

3.  Advokasi Pendidikan: Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk memastikan kebijakan dan sumber daya yang mendukung pendidikan.

 

 

·       Menjelaskan dan memberikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 

 

1.     Fasilitas dan Peralatan yang Memadai:

Contoh: membaca ketersediaan ruang kelas yang nyaman, peralatan pengajaran yang modern, dan fasilitas pendukung pembelajaran, seperti laboratorium, perpustakaan, dan area olahraga.

Dampak: Siswa dapat belajar lebih baik dalam lingkungan yang mendukung dan dilengkapi dengan sarana yang sesuai.

 

2.     Teknologi Pendidikan

Contoh: Investasi dalam perangkat teknologi, perangkat lunak pembelajaran, dan akses internet.

Dampak: Mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, meningkatkan akses ke informasi, dan memfasilitasi metode pengajaran yang inovatif.

 

3.     Program Pendidikan Tambahan

Contoh: Menyediakan program ekstrakurikuler pelatihan, tambahan, dan kegiatan kreatif.

Dampak: Meningkatkan keterlibatan siswa, mengembangkan keterampilan tambahan, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih beragam.

4.     Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat:

Contoh: Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah, menyelenggarakan pertemuan komunitas, dan mengadakan acara pembelajaran bersama.

Dampak: Meningkatkan keterlibatan orang tua, menciptakan dukungan masyarakat untuk pendidikan, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik

Melalui pengelolaan sumber daya yang tepat, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa tetapi juga memberdayakan guru dan melibatkan seluruh komunitas dalam upaya peningkatan pendidikan

·       Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

1.      Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara melalui filosiofinya bahwa pendidikan “kegiatan membimbing segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang tertinggi baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Pemanfaatan aset kekuatan guru dan murid sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan, dan berpihak pada murid, karena murid bukanlah kertas kosong, namun setiap murid memiliki potensi yang berbeda-beda, dan tugas kita sebagai guru hanya memimpin dan menebalkan potensi yang sudah mereka miliki.

2.      Nilai dan Peran Guru Penggerak

Guru sebagai pendidik merupakan salah satu dari 7 modal utama, yaitu modal manusia. Guru sebagai pemimpin pembelajaran nilai dan peran yang sangat penting dalam pembelajarn di kelas sehingga nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam terciptanya pebelajar yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dan guru juga dapat berperan dalam membangun sinergi di lingkungan sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi pelatih bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid, dengan nilai dan peran guru secara aktif, maka akan menciptakan generasi unggu dengan memanfaatan modal utama untuk menggali potensi murid-muridnya.

3.      Visi Guru Penggerak

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memilki visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) melalui alur BAGJA. Pada konsep terebut juga dapat digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang fokus pada upaya kolaboratif menemukan hal-hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

4.      Budaya Positif

Salah satu aset/kekuatan berupa modal agama dan budaya. Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid dengan tujuan memanusikan manusia dengan menerapkan disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan produk murid yang memiliki karakter kuat di masa depan. Misalnya dengan melakukan langkah-langkah resitusi dalam menyelesaikan masalah pada murid sehingga menciptakan murid yang memiliki karakter positif di masa sebelumnya.

5.      Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid (Berdiferensiasi)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang sangat berpihak kepada murid berupa pemetaan murid berupa kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid yang berbeda sesuai dengan keunikannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan terhadap minat belajar siswa. Dalam proses pembelajaran berdiferensiasi akan terwujud, jika pemanfaatan sumber daya yang ada disekolah seperti guru dan murid, seta modal lingkungan, modal fisik dan yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

6.      Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, yang tekanan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial emosional. Teknik kesadaran diri ( mindfulness ) juga dapat dijadikan strategi bagaimana cara mengelola sumber daya manusia, yaitu murid melalui tahapan tersebut maka potensi kecerdasan sosial emosional anak dapat berkembang secara optimal.

7.      Pembinaan Supervisi Akademik

Coaching merupakan sebuah strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri anak dengan membimbing, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Pada proses Coachee memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang di dalamnya terdapat Caach sebagai kekuatan pengembangan dan potensi pada Coachee sebagai lawan bicara.

8.      Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam proses akan selalu dihadapkan pada dua situasi yakni, dilema etika dan beban moral yang dituntut pada pengembilan keterususan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang baik, diharapkan pada pengambilan keputusan tersebut dengan mengedepankan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya,yaitu dengan langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarakn 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Prinsip tersebut sanat penting karena hal ini sangat terkait dengan pengelolaan sumber daya yang ada disekolah.

 

 

·       Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta memikirkan apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari dan memahami modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam langkah-langkah pengelolaan kelas atau pengambilan keputusan lebih banyak berpikir pada kekurangan.masalah, hal ini menyebabkan perasaan yang pesimis, keraguan, negatif sehingga berakhir dengan kegagalan. Dengan mempelajari modul 3.2 ini, wawasan dan pola pikir mengenai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini menjadi berubah. Ternyata seorang pemimpin harusnya selalu mengedepankan pola pikir berdasarkan kekuatan/aset yang dimiliki sehingga hal ini membuat kita akan berpikir positif dan optimis dengan memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya atau aset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitar.


Jumat, 16 Februari 2024

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Oleh Arissyah, S.Pd.I

CGP Angkatan 9 Kabupaten Lingga

 Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Kegiatan Pemantik:

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
    • Dalam proses pembelajaran tidak hanya fokus kepada kognitif murid namun lebih fokus apa yang sedang dibutuhkan murid . Oleh karena itu, seringkali ditemukan permsalahan dalam pembelajaran maka seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan., Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. 
  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
    • Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir, berpikir berbasis Peraturan dan berpikir berbasis Rasa Peduli. Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Namun demikian, apapun prinsip yang digunakan haruslah bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.
  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
    • Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus peka terhadap permasalahan yang terjadi di sekolah kita, terkhusus permasalahan dalam pembelajaran. Kita harus mampu memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan terutama dalam proses pembelajaran murid yang berpihak kepada murid
  • Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
    • Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. Kutipan ini sangat berarti bagi pendidikan hari ini, ditengah kondisi digitalisasi dan menurunnya semangat belajar murid.  Kurikulum merdeka menjadi sebuah solusi dalam perbaikan proses pembelajaran hari ini, yang mana pembelajaran mesti berpihak kepada peserta didik. Untuk menjadikan kita berpihak kepada murid, maka pemimpin pembelajaran mesti mempunyai sejuta ide atau seni dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi sangat bermakna dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri)

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
    • Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan sebagai landasan dalam setiap proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang bijak,menjadi teladan yang patut ditiru (Ing Ngarso Sung Tulodo) 
    • mampumemberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
    • mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?