Blog ini sebagai sarana pengembangan kompetensi dan sarana Berbagi praktik baik
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Dari tahun September 2022, saya mendapati satu murid yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Pernah siswa ini bermasalah dengan salah satu guru mata pelajarannya, dan guru tersebut meminta siswa ini pulang, akhirnya siswa inipun pulang. Setelah kejadian itupun, saya mendatangi rumahnya untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya karakter siswa ini, maka didapatlah bahwa siswa ini sudah memiliki sifat ini sudah dari masa Sekolah Dasar. Sayapun menawarkan agar ayahnya pergi ke sekolah untuk menemui wali kelasnya. Namun sang ayahpun berpesan bahwa jika saya pergi ke sekolah maka akan saya berhentikan anak saya dari sekolah. Dan ayahnyapun tidak datang ke sekolah. Saya menyimpulkan bahwa anak ini tidak bisa dikerasin. Hari demi hari berlanjut, maka ketika mendapat tugas yang berat atau saat HP nya diambil oleh guru, siswa ini menunjukkan sikap prontalnya. Sayapun menghimbau untuk siswa yang satu ini kita berikan pelayanan yang lembut dan diamkan saja jika melihat hal-hal yang tidak sesuai, tetap diawasi dan diingatkan dengan pelan. Namun, ketika diawal akhir bulan Agustus 2023 yang lalu ketika dimana padatnya jadwal mengajar, kelas yang terdapat siswa ini sedang belajar mandiri, disaat itu siswa ini di WC bermain musik. Atas dasar ini sayapun mengambil HP nya dan menahan beberapa saat. Namun, sikap prontalnya timbul sehingga saya merasa tidak bisa menahan emosi saya dan sayapun hanya mampu berkata, ini sekolahmu, silahkan uruskan masalahmu sendiri. Saya sadari ini salah apalagi setelah mempelajari modul-demi modul terkait pembelajaran berpihak kepada siswa dan saya pun mengambil sikap diam untuk menyelesaikan masalah siswa ini.
Yang terlibat dalam masalah ini saya dan siswa yang dimaksud. Saya memilih peristiwa ini sebagai bahan refleksi saya adalah hanya mengingatkan diri saya bahwa mereka mempunya hak untuk diperhatikan, hanya saja saya yang belum menemukan cara yang tepat dalam menyelesaikan masalah ini/
Saat ini cara mendiamkan dan bergerak dengan pelan-pelan dalam memberikan semangatnya jangan sampai berhenti atau tidak bersekolah, dan tetap mencari solusi yang terbaik sehingga tidak berimbas ke teman-teman yang lain. Saya yakin bahwa setiap masalah ada kuncinya, dan siswa adalah unik dan memiliki kekhasan tersendiri, hanya butuh bersabar dan berihtiar hingga menemukan solusi terbaik untuk siswa ini.
Setuju. Saya memiliki siswa yang jiwa kepemimpinannya sudah terbentuk dalam dirinya. Namanya Ressa Aulia Siswa Kelas 9 SMP Negeri 2 Lingga Timur. Siswa ini luar biasa, ketika ada even apapun selalu ingin diikutsertakan dan selalu menyanggupi walaupun berkali-kali gagal. Dia hanya sekretaris OSIS namun menjadi motor penggerak OSIS. Sehingga dengan perannya selaku sebagai pemimpin pembelajar, mampu membawa dirinya terus bersaing positif dalam pembelajaran keseharian, bahkan dalam menyelesaikan tugas proyek mampu menjadi pemimpin dalam menyelesaikan proyek tersebut.
Harapan dan Ekspektasi
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi diri sendiri ?
Saya berharap saya bisa menjadi guru yang menuntun dan menjadi guru yang bisa menjadi teladan, motivator serta fasilitator bagi peserta didik saya
Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar