Cari

Selasa, 22 Oktober 2024

Koordinasi untuk Kolaborasi

Koordinasi untuk Kolaborasi adalah proses menyatukan berbagai elemen atau individu untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama. Ini melibatkan perencanaan, komunikasi, dan sinkronisasi yang efektif untuk memastikan semua pihak bergerak menuju arah yang sama. Koordinasi yang baik adalah kunci sukses dalam setiap upaya kolaboratif, baik dalam skala kecil maupun besar.

Koordinasi yang pertama dilakukan adalah koordinasi dengan kepala sekolah. Kita ketahui bahwa kepala sekolah adalah pengambil kebijakan tertinggi di satuan pendidikan. Dengan melalukan koordinasi dengan kepala sekolah setidaknya saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi praktik baik di sekolah saya, lebih dari itu mendapatkan izin untuk berbagi dengan rekan-rekan guru hebat di luar sekolah saya.

Tanggapan yang positif dari kepala sekolah dengan memberikan semangat berbagi dan memberikan support untuk terus berkarya dan berinovasi sehingga terwujud pembelajaran yang merata yang berbasis pemanfaatan inovasi pembelajaran TIK di lingkungan sekolah.

Selanjutnya, saya melakukan koordinasi dengan ketua komunitas belajar.id Kabupaten Lingga untuk dapat berkolaborasi menyukseskan program berbagi praktik baik yang lebih luas melalui webinar berbagi praktik baik dengan menggunakan komunitas belajar.id Kabupaten Lingga. 

Untuk memperkuat kolaborasi dan pemaksimalan terhadap sasaran peserta webinar, saya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, dalam hal ini disambut baik oleh Bapak Supardi,M.Pd Selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga. Beliau menyambut baik kegiatan ini dengan mengeluarkan surat kepada Korwil Bidang Pendidikan untuk mengutus peserta webinar yang terdiri dari kepala sekolah dan satu orang guru. 




Kamis, 17 Oktober 2024

Rancangan Aksi dan Siap Mulai Berbagi dan Berkolaborasi

Hai sahabat teknologi!
Disini iya disini, di pembaTIK Level 4, hanya ada dilevel 4. Seru, berjumpa teman se frekuensi se provinsi kepulauan Riau. Kegiatan sinkronus bersama guru guru hebat, dapat semangat baru, teman baru, tentunya ilmu ilmu baru. Nah, di sesi ini kita diberikan pemahaman modul modul terkait berbagi dan berkolaborasi sekaligus tips dan trik membangun jejaring komunikasi yang efektif. Seru gak.... seru. meski dihadapkan berbagai kewajiban yang lain, ini juga menjadi bagian yang tak terpisahkan.




Selanjutnya, pada sesi ini saya mulai menyusun aktivitas yang akan saya lakukan dalam tahapan pembaTIK level ini. Mulai dari berkoordinasi hingga berbagi praktik baik. Berikut ini rancangan aksi saya yang akan dilakukan pada tahapan ini. klik disini



Senin, 14 Oktober 2024

Kembali Lebih Baik dengan PembaTIK Level 4

 



Menanam kelapa rapat-rapat
supaya indah terlihat serasi
Kembali lebih baik dengan pembaTIK level empat
Semangat berbagi dan berkolaborasi

Bukan mudah untuk sampai ke tahap pembaTIK level 4 ini, hanya 30 peserta terbaik setiap provinsi yang bisa terpilih ke dalam level ini. Artinya, level ini sangat dinantikan oleh setiap peserta pembaTIK. Hanya saja belum "beruntung" bisa masuk ke level ini. Pada level 4 pembaTIK ini yaitu level Berbagi dan Berkolaborasi telah mencapai tahap akhir dalam perjalanan PembaTIK 2024. Level 4 ini akan berfokus pada kegiatan berbagi dan berkolaborasi dalam pemanfaatan platform Teknologi Pendidikan, baik yang dimiki oleh Kemendikbudristek maupun platform eksternal kementerian.

Pada level tertinggi ini, peserta pembaTIK telah menyandang predikat sebagai Sahabat Teknologi. Sahabat Teknologi merupakan para guru hebat yang telah membuktikan kompetensinya secara lengkap dan diharapkan dapat menjadi mitra Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota di wilayah masing-masing dalam menggerakkan pendayagunaan TIK untuk pembelajaran. Sahabat Teknologi pun berkesempatan untuk mengikuti seleksi Duta Teknologi, yakni peserta terbaik di setiap Provinsi. Duta Teknologi bertugas melakukan upaya penyebaran dan peningkatan pemanfaatan platform teknologi untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di provinsi masing-masing.

Nah, pada level ini peserta pembaTIK tidak lagi memahami konsep dari pembaTIK itu tetapi peserta harus bisa berbagi praktik baik inovasi pembelajaran yang telah dibuat pada level 3 atau lebih dikenal dengan level kreasi.

Selamat mengikuti tahapan PembaTIK 2024 Level 4. Mari bersama-sama ciptakan “Inovasi Pembelajaran Digital sebagai Wujud Berbagi dan Berkolaborasi Kurikulum Merdeka”

PembaTIK


Kamis, 29 Februari 2024

Koneksi Antar Materi - Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Arissyah, S.Pd.I
CGP Angkatan 9 Kabupaten Lingga


A.    Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang diperoleh sebelumnya.

 

B.   Koneksi    Antar Materi

·       Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. 

 

1.     Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya mengacu pada peran seorang pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab untuk mengelola dan mengalokasikan sumber daya organisasi dengan efisien, tetapi juga memiliki fokus pada pengembangan dan pemberdayaan anggota tim melalui pendekatan pembelajaran.

 

Berikut adalah beberapa konsep yang terkait dengan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya:

 

A.     Pendidikan dan Pengembangan:

Pemimpin Pembelajaran menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Mereka mendorong anggota tim untuk terus belajar, mengembangkan keterampilan baru, dan meningkatkan kompetensi mereka.

 

B.     Pemberdayaan Anggota Tim:

Pemimpin Pembelajaran berupaya memberdayakan anggota tim dengan memberikan tanggung jawab dan kepercayaan yang cukup. Mereka mendorong partisipasi aktif, berbagi ide, dan mengambil inisiatif dalam tugas dan proyek.

 

C.Pemecahan     Masalah Kolaboratif:

Pemimpin Pembelajaran mendorong pendekatan kolaboratif dalam mengelola sumber daya dan memecahkan masalah. Mereka memfasilitasi dialog terbuka, mendorong pertukaran ide, dan menciptakan lingkungan di mana inovasi dan pemecahan masalah bersama dapat berkembang.

 

D.Kemampuan     Komunikasi:

Pemimpin Pembelajaran efektif memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mereka dapat menjelaskan visi dan tujuan organisasi dengan jelas, pemahaman yang tepat di antara anggota tim, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

 

e.      Penyediaan Sumber Daya yang Mendukung Pembelajaran:

Pemimpin Pembelajaran memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan untuk pembelajaran, seperti pelatihan, bahan referensi, dan teknologi, tersedia dan dapat diakses oleh anggota tim.

 

F.      Pengelolaan Kinerja:

Pemimpin Pembelajaran fokus pada pengelolaan kinerja yang bertujuan untuk meningkatkan hasil secara berkelanjutan. Mereka menggunakan pendekatan yang inklusif dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu anggota tim mencapai potensi maksimal mereka.

 

Oleh karena itu, Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya tidak hanya memandang sumber daya sebagai aset organisasi yang harus dikelola secara efisien, tetapi juga sebagai potensi untuk pengembangan individu dan meningkatkan kinerja waktu secara keseluruhan .

 

2.     Implementasi Peran Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya di kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang pemimpin untuk mengimplementasikannya dalam konteks tersebut:

 

Di dalam Kelas

Di Sekolah

Di Masyarakat Sekitar Sekolah

1.     Pendekatan Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong guru untuk menggunakan metode pembelajaran kolaboratif yang melibatkan partisipasi aktif siswa

2.     Pembelajaran Berbasis Proyek: Mendukung penggunaan proyek-proyek pembelajaran yang praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.

3.     Pembelajaran Berbasis Proyek:Mendukung penggunaan proyek-proyek pembelajaran yang praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.

 

1.     engelolaan Kinerja Guru dan Staf: Menerapkan sistem kinerja manajemen yang memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan bagi pengembangan profesional guru dan staf.

2.     Pengelolaan Kinerja Guru dan Staf: Penerapan sistem kinerja yang manajemen memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan bagi pengembangan profesional guru dan staf.

3.     Pengelolaan Kinerja Guru dan Staf:Menerapkan sistem kinerja manajemen yang memberikan umpan balik konstruktif dan dukungan bagi pengembangan profesional guru dan staf.

 

1.  Kemitraan dengan Organisasi Lokal: kemitraan dengan organisasi lokal, perusahaan, dan lembaga nirlaba untuk mendukung program-program pendidikan dan proyek-proyek sekolah

2.  Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong partisipasi masyarakat dalam acara dan kegiatan sekolah

3.  Advokasi Pendidikan: Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk memastikan kebijakan dan sumber daya yang mendukung pendidikan.

 

 

·       Menjelaskan dan memberikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 

 

1.     Fasilitas dan Peralatan yang Memadai:

Contoh: membaca ketersediaan ruang kelas yang nyaman, peralatan pengajaran yang modern, dan fasilitas pendukung pembelajaran, seperti laboratorium, perpustakaan, dan area olahraga.

Dampak: Siswa dapat belajar lebih baik dalam lingkungan yang mendukung dan dilengkapi dengan sarana yang sesuai.

 

2.     Teknologi Pendidikan

Contoh: Investasi dalam perangkat teknologi, perangkat lunak pembelajaran, dan akses internet.

Dampak: Mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, meningkatkan akses ke informasi, dan memfasilitasi metode pengajaran yang inovatif.

 

3.     Program Pendidikan Tambahan

Contoh: Menyediakan program ekstrakurikuler pelatihan, tambahan, dan kegiatan kreatif.

Dampak: Meningkatkan keterlibatan siswa, mengembangkan keterampilan tambahan, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih beragam.

4.     Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat:

Contoh: Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah, menyelenggarakan pertemuan komunitas, dan mengadakan acara pembelajaran bersama.

Dampak: Meningkatkan keterlibatan orang tua, menciptakan dukungan masyarakat untuk pendidikan, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik

Melalui pengelolaan sumber daya yang tepat, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa tetapi juga memberdayakan guru dan melibatkan seluruh komunitas dalam upaya peningkatan pendidikan

·       Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

1.      Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara melalui filosiofinya bahwa pendidikan “kegiatan membimbing segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang tertinggi baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Pemanfaatan aset kekuatan guru dan murid sehingga guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan, dan berpihak pada murid, karena murid bukanlah kertas kosong, namun setiap murid memiliki potensi yang berbeda-beda, dan tugas kita sebagai guru hanya memimpin dan menebalkan potensi yang sudah mereka miliki.

2.      Nilai dan Peran Guru Penggerak

Guru sebagai pendidik merupakan salah satu dari 7 modal utama, yaitu modal manusia. Guru sebagai pemimpin pembelajaran nilai dan peran yang sangat penting dalam pembelajarn di kelas sehingga nilai-nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid harus dijadikan landasan dalam terciptanya pebelajar yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dan guru juga dapat berperan dalam membangun sinergi di lingkungan sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi pelatih bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid, dengan nilai dan peran guru secara aktif, maka akan menciptakan generasi unggu dengan memanfaatan modal utama untuk menggali potensi murid-muridnya.

3.      Visi Guru Penggerak

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memilki visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif) melalui alur BAGJA. Pada konsep terebut juga dapat digunakan sebagai pengelolaan sumber daya yang ada disekolah. Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang fokus pada upaya kolaboratif menemukan hal-hal positif dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

4.      Budaya Positif

Salah satu aset/kekuatan berupa modal agama dan budaya. Budaya positif di lingkungan sekolah merupakan budaya yang mendukung segala bentuk perkembangan murid dengan tujuan memanusikan manusia dengan menerapkan disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, sehingga akan menghasilkan produk murid yang memiliki karakter kuat di masa depan. Misalnya dengan melakukan langkah-langkah resitusi dalam menyelesaikan masalah pada murid sehingga menciptakan murid yang memiliki karakter positif di masa sebelumnya.

5.      Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Murid (Berdiferensiasi)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang sangat berpihak kepada murid berupa pemetaan murid berupa kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid yang berbeda sesuai dengan keunikannya. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan terhadap minat belajar siswa. Dalam proses pembelajaran berdiferensiasi akan terwujud, jika pemanfaatan sumber daya yang ada disekolah seperti guru dan murid, seta modal lingkungan, modal fisik dan yang lainnya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

6.      Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan strategi seorang pemimpin pembelajaran dalam melakukan kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, yang tekanan pada keterampilan dan pengelolaan mengenai aspek-aspek sosial emosional. Teknik kesadaran diri ( mindfulness ) juga dapat dijadikan strategi bagaimana cara mengelola sumber daya manusia, yaitu murid melalui tahapan tersebut maka potensi kecerdasan sosial emosional anak dapat berkembang secara optimal.

7.      Pembinaan Supervisi Akademik

Coaching merupakan sebuah strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk melakukan pengembangan kekuatan diri pada diri anak dengan membimbing, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Pada proses Coachee memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak, yang di dalamnya terdapat Caach sebagai kekuatan pengembangan dan potensi pada Coachee sebagai lawan bicara.

8.      Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan Seorang Pemimpin

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam proses akan selalu dihadapkan pada dua situasi yakni, dilema etika dan beban moral yang dituntut pada pengembilan keterususan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang baik, diharapkan pada pengambilan keputusan tersebut dengan mengedepankan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya,yaitu dengan langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarakn 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Prinsip tersebut sanat penting karena hal ini sangat terkait dengan pengelolaan sumber daya yang ada disekolah.

 

 

·       Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta memikirkan apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari dan memahami modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dalam langkah-langkah pengelolaan kelas atau pengambilan keputusan lebih banyak berpikir pada kekurangan.masalah, hal ini menyebabkan perasaan yang pesimis, keraguan, negatif sehingga berakhir dengan kegagalan. Dengan mempelajari modul 3.2 ini, wawasan dan pola pikir mengenai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini menjadi berubah. Ternyata seorang pemimpin harusnya selalu mengedepankan pola pikir berdasarkan kekuatan/aset yang dimiliki sehingga hal ini membuat kita akan berpikir positif dan optimis dengan memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya atau aset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitar.